Saya yakin, kata yang paling banyak digunakan pada ‘Lebaran season’ adalah kata ‘maaf’. Bayangkan, setelah orang tua dan keluarga terdekat kita … setiap kali ketemu dengan temen, saudara, tetangga, kenalan, bahkan orang yang baru kita kenal pun pasti kata ‘maaf’ ini yang bakal terucap. Belum lagi yang diucap lewat telepon, dikirim via SMS, dan e-mail. Terpikir nggak berapa keuntungan yang diraih oleh para operator seluler dengan kata ‘maaf’ ini? Dahsyat kan!
Kalau direnungkan lebih jauh, sebenarnya masih bermakna nggak sih kata ‘maaf’ ini? Karena begitu mudahnya kita mengumbar kata ‘maaf’ ini. Seolah tersirat, begitu gampang pula kita berbuat salah kepada orang lain. Apa nggak kesannya malah klise belaka? Atau memang sekadar ritual saja. Karena di bulan ini memang semua orang aktif mengobral kata ‘maaf’. Lha berarti kita cuma ikut-ikutan aja dong. Nah lho, kalau cuma ikut-ikutan kata ‘maaf’ yang terucap nggak dari hati dong. Kalau ‘nggak dari hati berarti permohonan ‘maaf’nya nggak tulus jadinya… wuah gawat!
Padahal untuk memohon maaf, kita kan harus sadar sepenuhnya bahwa kita pernah berbuat salah atau pernah berbuat yang menyakiti orang. Karena kalau kita minta maaf kepada seseorang berarti ada tersirat makna bahwa kita sungguh-sungguh menyesali apa yang telah kita perbuat, dan berjanji dalam hati untuk tidak mengulanginya lagi. Lalu benarkah kita telah berbuat salah atau pernah menyakiti ratusan orang atau bahkan ribuan orang yang telah kita kirimi kata ‘maaf’? Pusiiing lah kalau dipikirin sampai njelimet begini.
Begitu pula kepada teman-teman yang sering berkunjung ke blog ini, haruskah hamba memohon maaf kepada Anda semua? Salah apa ya daku? Paling-paling kalau saya menyadari kesalahan saya, ya sebatas saya sudah lama tidak meng-update blog ini. Tapi kembali lagi, apakah hal ini bisa dianggap kesalahan saya kepada para pembaca blog ini? Wong ini blog saya kok… jadi ya suka-suka gue dong… mau saya update atau nggak? Betul nggak?
Kalau terus saya pikirin, saya jadi tambah bingung… bagaimana saya harus minta maaf, kan saya nggak tahu salah saya? Tapi daripada terus-terusan mikir pakai akal sehat malah ngaco jadinya terus malah jadi capek sendiri… dan daripada saya dibebani rasa bersalah yang nggak ketahuan ujung pangkalnya, dan mumpung masih dalam suasana Lebaran, saya akhiri pikiran akal sehat saya. Lebih baik saya menjalankan ajaran agama saya untuk selalu membangun tali silaturrahim dengan siapa saja dan saling memaafkan di bulan baik ini.
Untuk itu, dengan segala ketulusan hati, dalam kesempatan pertama setelah sekian lama saya nggak ‘ngeblog’ saya mengucapkan : “Selamat Idul Fitri, Minal Aidzin Wal Faidzin, Mohon Maaf Lahir & Bathin”.
0 komentar:
Post a Comment
Silakan tinggalkan pesan Anda.