Madiun ternyata juga kaya akan istilah. Sewaktu di SMA 1 Madiun dulu ada budaya kontraproduktif yang sering dilakukan oleh para siswanya yaitu ‘colut’. Istilah yang khas Madiun banget ini di kamus Jawa tidak ada. Bagaimana asal pembentukan katanya, dari mana asalnya, siapa penciptanya juga tidak terlacak.
Colut adalah istilah yang digunakan untuk menggantikan kata ‘membolos’ pada jam-jam pelajaran tertentu. Maksudnya, tidak mengikuti jam pelajaran ke 4 & 5 saja misalnya. Biasanya teman-teman ‘colut’ di saat pelajaran yang membosankan atau yang gurunya kurang oke cara mengajarnya. Kapan mulainya budaya ini juga kurang jelas. Tapi di antara teman-teman SMA 1 Madiun pasti banyak yang pernah melakukannya.
Dan budaya inilah yang membuat kualitas SMA 1 Madiun melorot banget pada tahun-tahun itu. Kalau dipikir-pikir lagi ‘gila banget’ ya. Sekolah kok dibuat main-main. Pelajaran kok ditinggalin. Kalau dibandingkan antara nilai positif dan negatifnya kok banyak negatifnya ya. Positifnya, paling membuat ‘jadi berani’ & ‘bandel’ saja. Terus bisa ‘kongkow’ di warungnya pak Jo or rumahnya Yayak. Selebihnya paling ngeluyur nggak karuan keliling kota, Negatifnya, wuah banyak banget. Jadi malu nyebutinnya.
Oke, bagi temen-temen yang dulu suka ‘colut’ nggak perlu berkecil hati, anggap aja itu tahapan sejarah hidup menuju kedewasaan sikap yang memang harus dilalui. Buat saya pribadi budaya ‘colut’ ini menambah kaya liku-liku kehidupan, sekaligus menjadi kenangan yang memorable. Yang penting, kita harus bisa arahkan putra-putri kita saat ini untuk menapaki kehidupan pada track yang baik dan benar. Jangan sampai mereka meniru jejak orang tuanya yang pada ‘bandel’.
Masih sering mudik ke madiun?
ReplyDelete