
Beginilah nasib seorang ‘pengusaha’ [baca : orang yang selalu mau berusaha]. Jatuh bangun itu menjadi hal yang biasa. Kemarin punya asset banyak, hari ini tiba-tiba asset itu harus dikhlaskan melayang untuk membayar hutang. Kapok? Nggak juga tuh… Ya nggak usah dipikirin lah, wong dulu berangkat ke Jakarta juga nggak punya apa-apa kok, paling hanya pakaian beberapa stel dan tekad untuk bisa survive.
Kali ini isi curhatku adalah seputar bisnis rental excavator. Untuk bisnis rental kendaraan memang aku sudah berpengalaman sejak tahun 2004. Tapi untuk bisnis rental excavator yang adalah alat berat ternyata memang berat buanget, hehehe…
Ceritanya, 2 tahun lalu dapat peluang untuk menyewakan 1 unit excavator di daerah Boyolali. Saat itu, setelah dihitung-hitung peluangnya bagus, akhirnya saya dan kakak2 join untuk memulai bisnis rental excavator ini. Dan seperti biasa [yang namanya usaha] kalau hitungannya tepat dan berjalan mulus seharusnya 1 tahun kemudian kita bisa membeli unit excavator baru lagi [beranak jadi 2]. Tapi yang namanya dunia usaha itu kan penuh dengan ketidakpastian. Jadi nggak kayak di cerita yang selalu happy ending, hehehe…
Kenyataannya, berbagai perubahan kebijakan pemerintah berbuntut dampak negative buat usaha rental excavator ini. Mulai bulan Januari 2009 lalu, proyek terhenti gara-gara iklim dunia usaha yang juga mulai memburuk. Akibatnya, usaha rental excavator yang 75% dibiayai dengan hutang ini [di atas 1M] juga langsung bermasalah. Kewajiban hutang yang masih harus dilunasi ada sekitar 460jt. Pusinglah kita mencari jalan keluarnya.
Puji syukur alhamdulillah, setelah cari jalan keluar ke sana – ke mari, pada awal April lalu ada pengusaha Yogya yang berminat membeli unit excavator tsb. Akhirnya selamatlah kita dari jeratan hutang yang nggak kecil tsb. Hutang pun bisa diatasi. Tapi salah satu usaha andalan kita akhirnya harus terhenti sampai di sini. Hilang pula salah satu passive income.
Di balik peristiwa ini, kita tetap mensyukuri nikmat yang telah diberikan Alah SWT. Setidaknya, selama 2 tahun kita telah memberi lapangan kerja dan nafkah kepada sekitar 25 orang berikut keluarganya. Salah satu keinginan kita dulu sebelum menekuni bisnis rental excavator memang untuk membuka lapangan kerja baru. Inilah hal positif yang selalu membesarkan hati kami sebagai umat Moslem. Tidak masalah kita mengalami kerugian, tapi paling tidak kita telah berhasil membantu menghidupi banyak orang. Semoga di lain kesempatan kita diberi amanah lagi oleh Allah SWT untuk memiliki bisnis yang lebih besar lainnya, yang nantinya bisa memberi nafkah umatnya lebih banyak lagi. Amin.
Bisnis rental excavator ini juga menyisakan sebuah pengalaman yang tak terhingga bagi kita, dan juga sebuah pembelajaran. Jujur saja hingga saat ini saya selalu berusaha untuk belajar dan belajar terus dari kehidupan yang ‘kaya’ ini. Nggak apa-apa kita nggak kaya harta tapi yang penting kaya hati dan pengalaman hidup, hehehe…
Ditambah lagi sejak menekuni dunia usaha, saya selalu memegang prinsip hidup “untuk terus berusaha agar selalu dapat memberi, memberi dan memberi tetapi tidak pernah merasa kehabisan… daripada harus mencari, mencari, dan mencari tetapi tidak pernah merasa cukup”. Semoga. Amin.