blog ini hanyalah wadah 'curhat' & sharing seorang endro wm sayidno berkaitan dengan Madiun, Surabaya, Jatim, kewirausahaan, pengembangan diri, hobi, koleksi, keluarga, perkawanan, pendidikan, pekerjaan, peluang usaha, trend masa kini, dsb.
Wednesday, May 20, 2009
Minggu tenang anakku
Kali ini aku mau cerita tentang kegiatan anakku yang nomor 2. Tanggal 27 s.d. 30 April 2009 [hari ini] dia ikut ‘perhelatan akbar’ yang namanya UAN [ujian akhir nasional] SMP. Aku sering dibikin bingung melihatnya. Bayangin aja, dalam menghadapi UAN di mana anak-anak SMP klas 9 lainnya pada sibuk belajar, anakku Wira ini malah asyik terus main game on line, menggambar ‘manga’ style, dan ngeband [3 hobinya selain basket].
Waktu diberi libur untuk belajar [minggu tenang] dia malah happy banget, karena bisa memanjakan hobinya dengan maksimal. Sebagai orang tua aku jadi pusing dibuatnya. Pernah juga aku mencoba mendekati dengan memberi contoh prestasi kakaknya [adhika] dulu waktu SMP, eh dia malah marah banget. “Bapak tuh nggak usah nyamain aku sama kakak. Dari fisik aja aku sudah beda, kakak kan cewek, aku cowok, terus minatnya juga lain…” Wuah, aku merasa bersalah dengan ‘statement’ ku tadi. Emang tidak seharusnya aku membanding-bandingkan. Dulu waktu kuliah di Filsafat aku juga pernah dapet mata kuliah Filsafat Manusia. Yang namanya manusia tuh emang nggak ada yang sama persis meskipun saudara sekandung. Dan manusia itu memang punya kepribadian dan keunian sifat masing-masing yang khas. Pinter juga nich bocah.
Di kesempatan lain, aku tetap berusaha dan terus mencoba untuk menasehatinya agar mau belajar, dia langsung menjawab : “bapak jangan nambahin aku stress, aku tuh sudah capek sama try out2 kemarin”… Terus aku mencoba mengingatkan bahwa minggu tenang itu diberikan diharapkan bisa dimanfaatkan untuk belajar. Dia pun menimpali dengan nyantai; “ pengertian minggu tenang tuh buat aku lain… minggu tenang tuh maksudnya aku harus menenangkan diri dan pikiran biar nggak stress. Ya dengan main game, nggambar dan musik aku justru bisa nyantai dan tenang. Jadi nanti siap ngerjain UAN, gitu…”.
Bener juga ya… kalau tak pikir-pikir, sejak bulan February lalu memang para siswa kelas 9 SMP di mana-mana di Indonesia sudah pada disibukkan oleh sekolah masing-masing dengan berbagai try out & latihan soal untuk menghadapi UAN. Karena SMP mana sih yang nggak berambisi & kepingin muridnya lulus dan sukses menghadapi UAN? Anak-anak lah yang menjadi korbannya. Bayangin aja sekolah selama 3 tahun dengan seabrek palajaran, nasibnya akhirnya hanya ditentukan dengan UAN yang hanya 4 mata pelajaran [Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris & IPA]. Padahal kalau dipikir bisa jadi 4 mata pelajaran itu yang justru bukan bidang yang mereka minati. Contoh gampangnya, anakku yang hobinya & minatnya ke musik, ke nggambar & olah raga tidak seharusnya nasibnya ditentukan oleh 4 mata pelajaran itu. Pada kenyataan di kehidupan nyata, banyak anak-anak yang hobinya musik akhirnya toh bisa sukses & kaya raya karena grup bandnya sukses. Atau yang hobi nggambar, banyak juga yang akhirnya sukses jadi pelukis top yang lukisannya laku dijual ratusan juta.
Kayaknya, emang system pendidikan di Indonesia yang mesti dirombak dan saatnya pula untuk mulai memikirkan bahwa saat ini banyak orang yang sukses hidupnya justru dari menekuni hobinya. Karena aku lihat sampai saat ini pendidikan tuh berkutat dan hanya mementingkan di seputaran pelajaran-pelajaran yang bersifat keilmuan [sains] aja, nggak pernah mengarahkan ke bagaimana mengembangkan bakat & kreativitas anak didik. Tapi ini semua kan urusan para orang pinter yang ada di negeri ini. Aku kan cuma bisa ngomong dan complain doang.
So semua curhatku ini kan hanya bentuk aktualisasi dari kekhawatiranku akan hasil ujian anakku Wira. Soalnya, system penerimaan SMA di Jakarta kan pure bergantung dari hasil UAN, kalau NEM [nilai ebtanas murni] nya nggak bagus kan dapet SMA nya juga yang kurang bagus. Kepinginnya sih si Wira ini bisa seperti kakaknya masuk di SMAN 81 Jakarta. [wuah aku kok terjebak nyamain sama kakaknya lagi ya?] . Tahun 2008 kemarin NEM terendah yang masuk di SMAN 81 Jakarta 36.28 [rata2 9,07]. Berat banget kan. Yach mudah-mudah hasil ujian ankku Wira NEMnya bisa bagus, aku hanya bisa berharap dan berdoa saja. Amin.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment
Silakan tinggalkan pesan Anda.