Friday, May 20, 2011

Waspadai makanan dan jajanan berbahaya




Teman saya Hendy hobi banget jajan es cincau setiap kali kita makan siang bersama. Emang enak sih. Saya pun juga beberapa kali mencobanya. Selain enak dan menyegarkan, konon kan cincau bisa mengobati panas dalam. Selain itu, es cincau kan minuman khas yang Indonesia banget.

Tapi itu dulu, tatkala belum menonton laporan investigasi tentang makanan berbahaya yang sering ditayangkan oleh TV swasta. Karena suatu kali laporan investigasi TV tsb. kebetulan menelusuri asal-muasal es cincau tsb. yang ternyata saat proses pembuatannya justru memakai bahan pengawet yang berbahaya bagi tubuh manusia. Bahkan biar terlihat kenyal dan menarik dicampur pula dengan bedak cap kodok. Es batunya pun juga berbahaya, karena dari air mentah [bahkan ada yang dari air kali]. Nah lho. Akhirnya, hobi teman saya Hendy pun sebagai penikmat es cincau berhenti setelah menonton tayangan tsb.

Memang setelah beberapa kali menonton TV tentang laporan investigasi terkait dengan jajanan dan makanan yang dijual sehari-hari di kota metropolitan ini, saya merasa ‘ngeri’ dibuatnya. Bayangkan, setiap makan siang kan, mau nggak mau, kita harus makan/jajan di luar. Tapi menurut laporan investigasi TV tsb. begitu banyak makanan yang dijual ternyata justru membahayakan kesehatan kita.

Meskipun sudah sering disidak dan diperingatkan, tetap saja masih banyak ditemukan makanan yang mengandung zat berbahaya dijual bebas di pasaran. Bukan cuma terdapat dalam bahan makanan basah seperti mi dan tahu, jajanan anak di sekolah juga tak luput dari ancaman bahan kimia berbahaya, salah satunya ya seperti cincau di atas.

Biasanya ada empat jenis bahan berbahaya yang sering disalahgunakan : yakni formalin, boraks, pewarna rhodamin B, dan methanyl yellow. Kenyataan yang sering diliput oleh laporan investigasi tsb. jelas semakin menambah panjang daftar makanan berbahaya yang beredar dengan mudahnya di sekitar kita sejak dulu. Sebut saja formalin sebagai pengawet dalam bakso, mie kuning dan tahu. Selain itu pernah juga ditayangkan daging bakso yang asalnya dari daging tikus sawah serta penggunaan pemutih bagi pembuatan bakso. Ayam tiren [mati kemarin] atau bangkai yang diolah lagi menjadi ‘fried chicken’ pinggir jalan. Ikan busuk yang diolah lagi menjadi siomay ataupun otak-otak. Dan masih banyak lagi.

Pastinya bahan makanan berbahaya di atas akan berdampak buruk bagi kesehatan. Begitu pula berbagai macam bahan tambahan seperti pemanis buatan, pengawet, pemutih, dan pewarna tekstil dapat menyebabkan diare, pusing-pusing, muntah. Kalau dikonsumsi secara terus menerus, berbagai bahan berbahaya itu akan meracuni liver, selain itu juga turut menabung karsinogen dalam tubuh yang dapat menyebabkan penyakit kanker, khususnya kanker usus dan saluran kemih.

Menurut laporan investigasi TV tsb. ‘kenakalan’ para penjual makanan dengan bahan berbahaya ini semata-mata hanyalah untuk mencari keuntungan materi sebanyak-banyaknya. Jadi hanya karena motif ekonomi mereka tega untuk ‘meracuni’ konsumennya yang notabene adalah fihak yang menjadikan tebal dompet mereka. Luar biasa, tidak ada lagi pertimbangan etika, moral, agama dan nurani. Demi fulus apapun dilakukan dengan menghalalkan segala cara. Sudah sedemikian ‘jahat’ dan rusakkah moral mereka? Silakan disimpulkan sendiri.

Bagaimana dengan peran pemerintah? Walaupun kerap dipaparkan oleh laporan investigasi TV, nampaknya pemerintah ‘tenang-tenang’ saja. Lagi-lagi terjadi ‘pembiaran’. Di era perokonomian bebas ini, masyarakat memang dilepas bebas baik sebagai produsen maupun konsumen yang harus mengurus dirinya sendiri. Paling-paling, sekali-sekali menjelang bulan puasa dan Idul Fitri saja mereka melakukan sidak dan pengawasan terhadap produk makanan. Itu pun biasanya hanya dilakukan secara acak.

Saran saya, tatkala kita hendak menyantap makanan, jajanan, ataupun wisata kuliner alangkah baiknya bila mulai mengkritisi dan menelusuri : siapa, darimana, apa, bagaimana makanan tersebut dihasilkan. Ingat jangan asal embat dan tanpa pernah berfikir terlalu jauh. Jangan hanya mempertanyakan masalah halal-haram atau higienis apa tidaknya, tapi cobalah untuk lebih kritis dengan apa yang hendak kita santap. Sebagai konsumen, kita harus lebih selektif untuk memilih. Kalau mau main aman, barangkali ada baiknya juga bila kita membatasi kebiasaan jajan atau makan di tempat yang sembarangan. Pilihlah makanan atau jajan di tempat yang lebih layak dan terpercaya.

1 comment:

  1. Titanium Tube - Jiu Jitsu - Jiu-Jitsu.com
    Pound force, a powerful force, 이천 출장안마 “Jitsu baoji titanium is the martial 용인 출장안마 arts world's most popular type 파주 출장샵 of 포천 출장마사지 force.

    ReplyDelete

Silakan tinggalkan pesan Anda.