Saturday, February 19, 2011

Behind the 'scene' of Alumni PG. Soedhono gathering...



Nggak nyangka… ibarat main bola, acara ngumpul bareng Alumni PG Soedhono -- yang awalnya hanya ‘umpan-umpan’ komentar di facebook yang kemudian ditindaklanjuti Handaru Subekti bin Soedjiamto dengan ‘umpan terobosan’ berupa undangan melalui facebook Alumni PG Soedhono dan ‘digiring’ & ‘digocek’ dengan serius oleh Rahmawan bin Doeri, Tuti binti Djoko Pangestu, dan Widjaja bin Soeratno dkk. sebagai ‘tuan rumah’ jadilah sebuah ‘gol indah’. Ide liar untuk bikin acara ngumpul bareng benar-benar menjadi kenyataan.

13 Februari 2011, Soos PG Soedhono menjadi saksi , betapa 30-an lebih teman-teman yang pernah dibesarkan di lingkungan PG Soedhono dari berbagai penjuru [Jakarta, Yogya, Semarang, Solo, Ngawi, Madiun, Surabaya] bisa berkumpul bersama, bersilaturahim, melepas kerinduan akan masa lalu.

Cuaca cerah pagi itu dengan suhu udara yang tidak begitu panas terasa menambah semangat dan keceriaan tatkala memasuki gerbang PG Soedhono. Memasuki areal komplek menuju Soos nampak bis sekolah Toyota ‘jadul’ berwarna biru diparkir di belakang pos hansip seolah menyambut siapapun yang datang ke acara ngumpul bareng Alumni PG Soedhono. Pemandangan dan suasana komplek yang nyaris tak berubah jelas langsung mengusik ingatan dan mengurai berbagai kenangan puluhan tahun lalu yang lama mengendap di alam bawah sadar kita semua.

Di pintu Soos [yang masih seperti dulu] kedatangan kita disambut oleh Widjaja bin Soeratno & Dodi dan teman-teman panitia lokal lainnya [maaf yo, aku nggak hafal nama2nya… maklum wis tuwo memorine cekak] yang memang masih tinggal di areal komplek PG Soedhono. Teman-teman yang menjadi tuan rumah ini wajib kita acungi 2 jempol atas kesediaannya untuk ‘mau direpoti’ baik tenaga, materi maupun pikirannya. Matur suwun yo friends… Gusti Allah SWT mengko sing mbales. Amin.
Sambutan teman-teman tuan rumah PG Soedhono terasa sangat kental ber nuansa penuh keakraban dan kekeluargaan. Begitulah, akhirnya rombongan demi rombongan yang berdatangan dan masuk ke dalam Soos langsung masing-masing saling bertegur sapa, bersalaman, saling berpelukan, cipika-cipiki, saling menghampiri dan saling bertukar cerita tentang masa lalu dan masa kini, saling meledek, bercanda bersama, berfoto ria, seolah lupa kalau semuanya sudah berusia di atas kepala 4. Bahkan Handaru sama Iwan pun sempat ‘piting-pitingan’. Bukan main, ternyata ‘ikatan persaudaraan’ di antara para alumni PG Soedhono masih begitu terasa kental dan tak lapuk dimakan usia, meskipun puluhan tahun sudah tak berjumpa.

Suasana pun bergulir dan mengalir begitu nyantai dan terasa tak ada jarak semua melebur bersilaturahim sambil menyantap hidangan khas nasi pecel dan ‘temennya’. Hampir semua makanan dan minuman yang terhidang berasal dari bawaan ‘kita-kita’ juga. Hampir semua yang hadir ikut ‘bantingan’ menjadi donator dengan memberikan donasinya seikhlasnya. Pokoknya, acara ini memang betul-betul dari kita untuk kita dilandasi semangat kebersamaan dan persaudaraan. Hiburan organ tunggal dan penyanyinya juga ikut meramaikan acara ‘gathering’ ini. Terlihat juga Mitha Devi, istrinya Rahmawan bak seorang lady rocker dengan nyantainya menyumbangkan lagu. Teman kita Antok bin Soemartono nggak mau kalah ikutan nyanyi lagu-lagu ‘jadul’ kayak jaman masih begadangan di tenesban dulu [Ooo… ketahuan nich, Antok sering dugem di karaoke… wkwkwk].

Tak terasa 2 jam sudah waktu berlalu begitu cepatnya. Giliran acara masing-masing keluarga untuk ‘perkenalan kembali’, cerita khabar singkatnya, dan usulan ke depannya. Giliran mas Kikiek bin Haryodo yang pegang mic suasana yang tadinya agak formil dan santun langsung berubah menjadi heboh dan ‘ger-geran’. Pasalnya , dengan entengnya mas Kikiek justru mengungkap ‘track record’ kenakalan-kenakalan para anak-anak Soedhono dari masa ke masa yang dulu terkenal & melegenda [nyolong ayam, nguras kolam, malem klayaban besoknya pada ngantuk dan bolos untuk tidur di bis sekolah, dsb.] wkwkwk… Wuah kalau yang ini kan namanya ‘buka kartu’. Tapi yang wajib disyukuri, meskipun dulu pada ‘bandel’ ternyata sekarang ‘aktornya’ kebanyakan justru sudah pada ‘jadi orang’ [bukannya narsis lho… hehehe].

Acara pun lanjut ke nostalgia keliling komplek. Suasana komplek begitu sepi dan lengang seperti tiada kehidupan. Pohon cemara tinggi-tinggi yang dulu mengelilingi komplek yang dulu kalau malam tertiup angin mengeluarkan suara yang khas dan merdu, kini telah tiada. Meskipun terasa adem dengan pohon rindang di pinggir jalan dan taman, kita semua prihatin dengan kondisi jalanan yang dulu rapi beraspal mulus, kini jadi jalanan tanah bercampur kubangan di sana-sini. Lebih mengenaskan lagi banyak rumah yang dulu berdiri megah dan bersih indah, kini nampak tak terawat karena tak berpenghuni dan banyak ditumbuhi alang-alang dan semak belukar liar. Bahkan ada beberapa rumah yang telah hancur dan lapuk dimakan alam. Sedih melihatnya. Kesempatan ini juga dimanfaatkan para alumni PG Soedhono untuk berfoto di depan bekas ‘rumahnya masing-masing’. Hanya Tenesban yang kondisinya masih nyaris sama seperti dulu. Kita pun berfoto ria di sini.

Sesampainya langkah kaki kembali ke dalam Soos, maka berakhir pula acara ngumpul bareng Alumni PG Soedhono ini. Diiringi lagu ‘kemesraan’nya Iwan Fals dkk. Untuk terakhir kali kita berfoto bersama di podium. “…Kemesraan ini… janganlah cepat berlalu…” Kemudian lanjut saling bersalaman untuk berpisah sementara waktu dan berjanji untuk berjumpa lagi di lain waktu menyambung ikatan persaudaraan. Detik-detik terakhir rasanya memang seperti males untuk ‘bubar’ dan pulang. Dan lagi-lagi waktu jua yang akhirnya memisahkan kita.

Tapi faktanya, Kita semua yang tergabung dalam Alumni PG Soedhono memang pernah ‘berada dan menempati ruang dan waktu yang bersamaan’, tak heran bila telah terjalin ‘ikatan persaudaraan’ di antara kita semua. Ke depannya, mari kita lanjutkan untuk saling bersilaturahim, karena selain silaturahim bisa menambah rejeki juga akan memperpanjang usia kita. Amin.

0 komentar:

Post a Comment

Silakan tinggalkan pesan Anda.