Friday, April 29, 2011

Pentingnya peka terhadap peringatan dini tubuh Anda




Allah telah menciptakan tubuh manusia begitu sempurna. Sebagai mana kita ketahui bersama, semua bagian dari tubuh manusia diciptakan memiliki manfaat masing-masing yang pada akhirnya menyatu secara keseluruhan menunjang mekanisme hidup manusia. Mulai yang tampak luar, dari ujung rambut hingga ujung kaki semua berfungsi untuk menunjang kehidupan. Belum lagi bagian dalam tubuh termasuk seluruh organ ‘jeroan’, semuanya memiliki fungsi masing-masing. Bahkan hingga bagian sel paling terkecil pun diciptakan memiliki fungsi yang tak kalah pentingnya.

Hebatnya lagi, saat bagian tubuh ada yang mengalami gangguan kesehatan, maka mekanisme alami dari tubuh akan secara otomatis mengirimkan sinyal peringatan dini. Misal ketika tubuh kurang air muncul rasa haus, ketika butuh makan sinyal tubuh mengirim sinyal berupa rasa lapar terkadang campur sedikit pusing di kepala. Saat tubuh kekurangan oksigen juga akan muncul sedikit pusing di belakang kepala, dsb. Peringatan dini dari tubuh inilah yang sebaiknya harus kita kenali dan respon secepatnya agar kondisi tubuh kita tetap bisa menjalankan fungsinya dengan sebaik-baiknya alias kita tetap dalam kondisi prima & sehat.

Saya pernah mengalami sering pusing di pelipis yang muncul berulang secara berkesinambungan. Awalnya sich nggak begitu terasa sakitnya karena munculnya sebentar. Tapi lama kelamaan sakit kepalanya mulai terasa berat, dan intensitas munculnya juga semakin sering. Tadinya saya kira hanya sakit kepala biasa saja, lalu saya minum kopi beres. Selama sebulan begitu terus, tapi perlahan ketambahan dengan rahang atas kiri ikutan nyeri. Periksalah ke klinik gigi Angkatan Udara yang ada di Halim Perdanakusumah. Dicek semua gigi tidak ada yang retak dan bagus semua. Tapi tambah hari kok sakitnya dan pusingnya kian berat, kalau tadinya ‘ngopi’ bisa enakan, sekarang mesti minum obat-obat jenis pain killer [penahan rasa sakit].

Suatu malam saya mampir ke dokter gigi baru [cewek] di komplek saya, iseng mau cari second opinion. Begitu juga hasil diagnosenya, gigi saya dalam kondisi bagus semuanya. Saat ngobrol itulah ia nggak sengaja ngomong,
“Kena sinusitis kali pak? Coba aja konsultasi ke dokter THT.”
Sampai di rumah langsung saya googling, ketemulah gejala sakit seperti yang saya alami itu biasanya ‘sinusitis maksilaris’.

Besoknya, langsung periksa ke dokter ahli THT, begitu dimasuki kamera kecil lewat lubang hidung ketahuan kalau rongga sinus maksila [rongga pipi] kirinya ketutup nanah. Nanah pun coba disemprot. Treatment dari dokter, selama 2 minggu diobati antibiotik dosis tinggi dan pain killer. Memang selama diobati rasa nyeri di geraham atas & sakit kepala berangsur hilang. Tapi setelah obatnya habis, seminggu kemudian rasa sakit kepala di pelipis kiri & nyeri geraham kambuh lagi. Balik lagi ke dokter THT, diperiksa lagi, dan rongga sinusnya tertutup lagi.

Dokter pun memutuskan untuk ambil tindakan terakhir yaitu operasi. Besoknya disuruh rontgen. Hasil rontgen memperkuat dokter untuk tindakan operasi. Begitulah akhirnya, nginap 5 hari di RS untuk operasi sinusitis dan pemulihan. Dokter menunjukkan hasil sumbatan yang diambil dari rongga sinus tersebut ke saya, bentuknya seperti gumpalan batu karang. Sebenarnya kalau di awal mulai terasa pusing & geraham nyeri itu langsung ke THT, harusnya bisa disemprot terus diobati jadi nggak sampai mengeras seperti karang. Mungkin juga nggak perlu harus sampai operasi. Anyway, barangkali memang jalannya sudah harus begini. Makanya, penting sekali kita mengenali peringatan dini yang disampaikan oleh tubuh kita. Sering pusing harus segera diselidiki kira-kira penyebabnya apa. Kalau nggak ketemu ya mau nggak mau harus ke dokter.

Adik saya, ketahuan mengidap kanker colon atau usus besar juga ketika sudah terlambat [stadium 4] dan akhirnya harus operasi untuk dibuang usus besarnya, kemudian anusnya dipindah di perut dengan kantong pembuangan seperti dora emon. Ketika sering mengalami masalah sulit buang air besar [BAB] juga dianggapnya masalah sakit perut biasa, dan nggak pernah kepikir untuk memeriksakan ke dokter. Beberapa tahun kemudian ketika nggak bisa BAB sama sekali, terus di-endoskopi usus besarnya, ternyata telah tertutup oleh kanker ganas. Tindakan terakhir... ya harus dioperasi. Terus yang bikin repot dan nambah stress, kan harus terusan kemoterapi untuk mematikan sel kanker yang terlanjur menyebar. Tahun berikutnya, di buli-buli saluran kencingnya ditemukan benjolan tumor juga. Operasi lagi, saluran air seninya juga dipindah langsung ke perut dengan kantong juga. Kebayang kan bagaimana beratnya mengalami cobaan dari Allah SWT yang seperti ini?

Tetangga saya yang namanya pak Rudy adalah perokok berat namun begitu nampak sehat dan kuat fisiknya. Beliau jarang mengeluh sakit. Tetapi kurang peka terhadap sinyal atau peringatan dini yang disampaikan oleh tubuhnya. Kalau merasa sakit kepala atau kurang enak badannya biasanya minum kopi dan istirahat. Saya yakin ketika saat mulai mengidap kanker, pasti tubuhnya sudah mengirim sinyal atau peringatan dini. Tapi bisa jadi karena fisiknya yang kuat, jadinya tidak terasa atau malah mungkin nggak dirasakan. Dianggap wajar-wajar aja. Sampai suatu hari tiba-tiba terpeleset dan terjatuh di kamar mandi. Nah ketika di RS diperiksa penyebab hilangnya keseimbangan tubuhnya, barulah ketahuan kalau mengidap kanker paru-paru yang sudah stadium 4. Ironisnya, sejak dirawat di RS gara-gara jatuh di kamar mandi tsb., beliau nggak pulang lagi hingga sebulan kemudian meninggal dunia.

Itulah sebabnya, saya selalu berusaha untuk peka merasakan dan mencari tahu sinyal ataupun peringatan dini yang disampaikan oleh tubuh. Saat bangun tidur, sambil masih rebahan dan bersyukur ke hadirat Allah SWT, saya selalu mencoba merasakan seluruh bagian dari tubuh saya. Ada yang terasa aneh atau nggak biasa apa nggak? Saya coba fokuskan dan rasakan mulai ujung kaki hingga kepala. Sakit kepala kah? Telinga berdenging kah? Atau bagian mana saja yang terasa sakit atau pun pegal-pegal [lengan, kaki, pinggang, dll.] atau yang terasa nggak seperti biasanya.

Dan inilah beberapa sinyal tubuh yang ada pada tubuh saya yang berhasil saya kenali.
-Persendian sering terasa sakit seperti ditusuk-tusuk jarum, ternyata itu sinyal bahwa asam urat lagi tinggi.
-Sering kesemutan di bagian lengan dan kaki, terus sering pegal di dekat leher dan pundak, ternyata itu sinyal tubuh bahwa kolesterol saya sedang tinggi, jadinya darahnya kental & bikin gak lancar.
-Tenggorokan terasa sakit saat menelan makanan, ternyata ada luka di tenggorokan dan biasanya akan disusul dengan flu berat.
-Saat pinggang terasa sakit dan air seni kita berwarna coklat atau kuning gelap itu pertanda ginjal kita bekerja terlalu keras karena kita kekurangan air minum.

Sinyal tubuh atau pertanda dini yang disampaikan tubuh kita ternyata mempunyai arti yang khusus, namun sering kali kita tidak menyadarinya karena terlalu seringnya kita mengabaikan. Tentunya, dengan memahami sinyal yang diberikan oleh tubuh, kita dapat lebih peduli dengan kesehatan tubuh sedini mungkin juga.

Kenapa saya mengingatkan agar kita peka terhadap sinyal dari tubuh? Karena kecenderungannya mereka yang masih berada pada usia produktif, aktif, suka kerja keras [workaholic] seringkali mengabaikan peringatan dini dari tubuhnya. Misal, karena dikejar deadline, meski sudah ngantuk, pusing dan badannya lelah masih tetap memaksakan diri untuk bekerja keras. Tubuhnya di’dopping’ dengan suplemen energy. Sakit kepalanya diatasi sendiri dengan minum kopi atau bahkan minum obat sakit kepala. Kalau hal ini dilakukan sekali-sekali barangkali tidak berdampak pada kesehatan tubuh. Tapi kalau setiap hari, bisa jadi ada masanya akan jatuh sakit. Semoga sharing kali ini bermanfaat.

0 komentar:

Post a Comment

Silakan tinggalkan pesan Anda.