Menjelang tahun ajaran baru kemarin menjadi hari yang paling sibuk dan deg-degan bagi sejumlah orang tua yang buah hatinya sudah duduk di bangku sekolah. Ada saja kebutuhan yang harus disiapkan agar proses belajar anak menjadi lancar nantinya. Begitu juga yang saya dan istri alami, selain harus menyiapkan dana untuk daftar ulang kedua anak saya, masih banyak keperluan dan perlengkapan sekolah yang harus dipenuhi seperti : buku, sepatu, alat tulis, seragam dsb. Memang dana untuk keperluan ini sudah dipersiapkan jauh-jauh hari, tapi tetap saja prakteknya jumlahnya melebihi yang sudah direncanakan.
Tanggal 10 Juli 2007, setibanya di rumah dari sekolah anakku membereskan urusan administrasi, tiba-tiba muncul Afni, salah seorang anak yatim klas 5 SD, yang memang sering main ke rumah [selama ini Afni & 3 saudaranya memang setiap bulan kami bantu meskipun hanya sedikit]. Ia pun mengeluhkan tentang biaya daftar ulang dan untuk beli buku. Istriku memang sering berpesan kepadanya kalau ada kebutuhan untuk sekolah yang mendesak, selama ‘kita bisa’ pasti dibantu.
Saat itu pulalah, aku merasa ‘diingatkan’ bahwa pada sebagian harta kita ada hak untuk orang lain yaitu untuk mereka yang lemah [dhuafa], ada hak anak-anak yatim, piatu & yatim piatu yang harus segera aku berikan. Rasulullah juga mengajarkan kepada setiap umatnya untuk selalu membantu mereka-mereka ini. Tak hanya itu, infak dan sedekah pun merupakan wujud kesadaran tertinggi akan sebuah makna kepemilikan setiap sen harta yang kita peroleh. Apapun bentuknya, harta yang kita miliki saat ini adalah salah satu nikmat yang Allah berikan kepada setiap hamba-Nya. Jadi sudah seharusnya bila dibagikan pula kepada yang berhak.
Moment-nya sangat tepat, mereka saat ini jelas memerlukan bantuan untuk memulai sekolah kembali. Apalagi aku sudah sepakat dengan temen-temen mastermind TDA-Jakarta Timur untuk bersedaqoh minimal 20% dari hasil usaha yang kita peroleh. Biasanya menjelang Idul Fitri dan bulan Januari, santunan ke anak yatim/piatu ini kita sumbangkan ke sebuah yayasan di daerah Jatiwaringin [sekaligus kedua anakku juga biar punya kepedulian & empati tatkala berinteraksi dengan mereka di asrama]. Tapi kali ini, aku terpikir untuk memberikannya ke mereka yang ada di dekat lingkungan komplek tempat tinggal kita [jadi memang harus dicari].
Langsung aku berunding dengan istri untuk mengumpulkan anak-anak yatim, piatu dan yatim piatu yang ada di sekitar lingkungan tempat tinggal kita. Dana yang ada untuk program ini, setelah diperhitungkan dengan cermat selayaknya dapat dibagikan kepada 20 anak. Esensinya nya lebih ke arah membantu meringankan beban para anak yatim, piatu & yatim piatu yang masih sekolah [terserah uangnya nanti mau dipakai untuk apa : daftar ulang, beli buku pelajaran, beli perlengkapan sekolah atau apa saja]. Paket buku tulis dan alat tulis sudah disiapkan oleh istriku dan siap dibagikan.
Tanggal 15 Juli 2007 pk. 16.00 [besoknya kan sudah tahun ajaran baru], akhirnya ada 19 anak yatim/piatu dan yatim piatu yang bisa datang, di hari itu pula kami mengundang pak ustadz Sukarman [dari perguruan SMP/SMA Hutama] untuk sedikit memberi masukan dan siraman rohani kepada kami sekeluarga dan 19 anak tsb. Akhirnya, acara selesai dengan baik pk. 16.30.
Ya Allah ampunilah hambamu ini… saat ini baru 19 anak yang bisa kubantu
0 komentar:
Post a Comment
Silakan tinggalkan pesan Anda.